Rabu, 25 Juni 2014

Tulisan 5 Sistem Perbankan Elektronik

Jadi kesimpulan dari Sistem Perbankan Elektronik adalah suatu sistem yang dibuat oleh bank untuk para nasabah agar bisa memudahkan transaksi bagi nasabah. Ada 3 teknologi yaitu phone banking ,internet banking , SMS banking. Fungsi dari ketiganya sama hanya saja terdapat kelebihan dan kekurang dari ketiga teknologi tersebut

Sarannya adalah untuk memperbaik sitem yang ada pada SMS banking agar tidak terjadi delay ketika melakukan transaksi. Nasabah memerlukan transaksi yang cepat agar tidak terjadi kesalah pahaman dengan nasabah lainnya.

Tulisan 4 Sistem Perbankan Elektronik

Sekarang kita membahas tentang teknologi apa saja yang ada pada perbankan
Didalam bank terdapat 3 teknologi yaitu :

- Phone Banking
- Internet Banking
- Sms Banking

* Phone Banking adalah saluran yang memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi melalu telepon genggam. Pada awalnya teknologi ini berfungsi untuk telepon rumah namun karna berkembangnya zaman para nasabah sudah memiliki telepon genggam sendiri jadi dibuat teknologi ini

* Internet Banking adalah saluran yang baru dari dunia perbankan yang bisa diakses melalui internet dengan menggunakan PC maupun Smarphone. Fitur yang terdapat di internet banking juga tidak beda jauh dengan yang ada di phone banking. Kelebihan dari internet banking adalah kenyamanan bertransaksi dengan tampilan menu dan informasi secara lengkap di PC maupun Smarphone.

* Sms Banking adalah saluran yang nasabah dapat mengaksesnya melalu Handphone yaitu melalu SMS. Fungsi yang terdapat pada SMS banking juga sama dengan fungsi saluran lainnya cuma kekurangannya adalah ketika melakukan transaksi transfer butuh waktu kurang lebih 3 hari agar dana yang di transfer masuk ke tujuan, selain itu juga memerlukan pulsa yang lumayan menguras saldo yang ada di Handphone nasabah.



Selasa, 24 Juni 2014

Tulisan 3 Sistem Perbankan Elektronik

Sekarang kita membahas tentang Elektronic Check Conversion

* Elektronic Check Conversion adalah sebuah proses konversi informasi yang tertuang dalam cek (nomor rekening, jumlah transaksi, dll) kedalam format elektronik agar dapat dilakukan pemindahan dana elektronik atau proses lebih lanjut

Selanjutnya membahas EFT (Elektronik Fund Transfer)

* EFT adalah proses perpindahan uang atau pinjaman dari satu rekening ke rekening lainnya melalui media elektronik

lalu akan kita akan membahas apa itu Payroll Card

* Payroll Card adalah salah satu tipe stored value card yang diterbitkan oleh perusahaan sebagai pengganti cek yang memungkinkan pegawainya dapat mengakses melalui ATM atau POS. Perusahaan memberikan dana gaji melalui nilai pembayaran pegawai ke kartu tersebut.

Selanjutnya ada Prepaid Card

* Prepaid Card adalah tipe stored value card yang menyimpan nilai moneter di dalamnya dan sebelumnya pelanggan sudah membayar nilai tadi ke kartu. Bisa dibilang seperti pra-bayar.

Setelah itu ada Smart Card

* Smart Card meruapakan stored value card yang didalamnya tertanam satu atau lebih chip sehingga bisa menyimpan data, melakukan perhitungan, atau melakukan proses untuk tujuan khusus misalnya (untuk transportasi public, ataupun Mastercard atau Visa network)

Senin, 23 Juni 2014

Tulisan 2 Sistem Perbankan Elektronik

Okey pada sebelumnya kita membahas tentang macam-macam Sistem Perbankan Elektronik dan salah satu contohnya yaitu ATM

Sekarang mari kita membahas tentang Komputer Banking:

* Komputer Banking adalah suatu sistem yang disediakan untuk bank agar mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi. Komputer banking bisa di akses melalui komputer rumah, laptop, maupun smarphone. pada proses komputer banking membutuhkan internet untuk mengaksesnya. Jadi dalam prosesnya adalah nasabah mengakses bank lalu memasukan data-data yang diperlukan bank untuk mengvalidasi. Setelah itu nasabah dapat bertransaksi contohnya seperti melakukan transfer, melihat saldo rekening, dll. Kekurangannya adalah jika internet sedang buruk maka nasabah susah untuk mengakses komputer banking.

Selanjutnya akan membahas tentang Debit Card

* Debit Card adalah sebuah kartu elektronik yang berfungsi untuk mengakses ATM juga untuk melakukan transaksi dengan POS (Point Of Sale). POS biasa ditemui di departemen store, super market, toko-toko yang berada di mall, dll. Debit card sangat membantu dalam masa sekarang. Dengan debit card nasabah dapat membawa uang dengan nominal yang banyak tanpa harus susah dalam penyimpanannya.

Selanjutny membahas tentang Direct Deposit

* Direct Deposit adalah bentuk pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan/organisasi yang biasanya diperuntukan pensiunan perusahaan/organisasi. Pembayaran akan langsung masuk ke rekening masing-masing pensiunan.

Tulisan 1 Tentang Sistem Perbankan Elektronik

Pada saat ini dalam perbankan sudah terdapat yang namanya E-Banking. E-banking merupakan pemudahan sistem dalam perbankan yaitu melakukan transaksi secara elektronik. Contoh E-Banking ada berbagai macam antara lain:
- ATM
- Komputer Banking
- Debit Card
- Direct Payment
- Elektronic Check Conversion
- Elektronic Found Transfer
- Payroll Card
- Preauthorized Debit
- Prepaid Card
- Stored Value Card

Oke pertama kita akan membahas apa itu ATM

* ATM (Automatted Teller Machine) adalah sebuah mesin yang disediakan lembaga keungan atau biasa disebut dengan bank yang memperbolehkan nasabahnya untuk melakukan transaksi secara elektronik agar dapat dilakukan dimanapun tanpa harus pergi langsung ke bank tersebut. ATM dapat melakukan berbagai macam transaksi contohnya mengambil uang cash, membeli pulsa, mentransfer dana ke rekening lain, dll. Dan ATM pada masa ini juga terdapat di berbagai tempat jadi memudahkan nasabah untuk bertransaksi dimana saja dan kapan saja.

Kamis, 10 April 2014

Ringkasan Opini: Berkembangnya Ekonomi Indonesia


Nilai kehidupan, optimisme ekonomi meningkat, tapi persepsi korupsi tetap banyak
oleh Steve Crabtree

WASHINGTON, D.C. - Pertumbuhan PDB Indonesia yang konsisten sejak krisis finansial di akhir tahun 1990-an telah mendapatkan perhatian luas di antara kalangan grup ekonomi kuat selanjutnya. Tetapi seperti semua pasar negara berkembang, pertumbuhan Indonesia yang cepat menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana peningkatan tersebut mengubah kehidupan dan pandangan lebih dari 250 juta penduduknya. Penelitian Gallup sejak 2006 memberikan pemahaman tentang bagaimana kemajuan negara ini mempengaruhi kesejahteraan dan potensi ekonomi rakyatnya.
Rangkuman: Tingkat kehidupan rata-rata warga negara Indonesia sudah meningkat secara signifikan sejak 2008, begitu juga dengan persepsi bahwa standar kehidupan mereka telah meningkat. Sebagai hal yang penting bagi sebuah kemampuan negara untuk meningkatkan "human capital" untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang, kepuasan dengan bidang kesehatan lokal dan pelayanan pendidikan telah meningkat jauh sejak 2006. Namun, persepsi yang meluas tentang korupsi dan kesenjangan kesejahteraan antar daerah menunjuk pada tantangan yang berterusan bagi pembuat kebijakan (policymakers) yang mencari kemakmuran luas dan bekelanjutan.

Kesejahteraan, Optimisme Ekonomi yang Meningkat: Ketika warga Indonesia ditanya untuk menilai kehidupan mereka pada tahun 2006 - kunci indikator rangkuman untuk kesejahteraan - hasil penelitian menunjukkan kemungkinan mereka menjadi "suffering" (menderita) sama dengan "thriving" (berkembang). Kecenderungan ini kembali bertemu dengan munculnya krisis finansial global pada tahun 2008, tetapi sejak itu, persentase thriving secara umum telah naik meskipun persentase suffering sebagian besar turun. Pada tahun 2012, warga Indonesia empat kali lebih mungkin untuk menjadi thriving (20%) daripada suffering (5%). Namun, sebagian besar (75%) terus jatuh ke peringkat tengah tingkat kehidupan, dan dikategorikan sebagai "struggling" (kesulitan).
d9_nhhyqmei4obgbwgq3ha.gif
Evaluasi kehidupan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, tetapi mereka sering berhubungan dengan persepsi penduduk tentang status finansial saat ini dan kesempatan ekonomi yang tersedia bagi mereka. Ekonomi Indonesia melewati resesi global jauh lebih baik dari negara-negara tetangga di wilayahnya; pertumbuhan PDB jatuh sedikit ke 4,6% pada tahun 2009, tetapi pulih dengan cepat dan telah berada di 6% atau lebih sejak 2010. Data dari Gallup menunjukkan pemulihan ini sudah dirasakan secara luas oleh masyarakat Indonesia; pada tahun 2012, sekitar setengah (49%) merasa standar kehidupan mereka telah membaik, naik dari 19% pada tahun 2008. Tahun 2012, 14% menyatakan standar kehidupan mereka telah menjadi lebih buruk.
p0xcgted7kazueyjm2oe9a.gif
Pertumbuhan Besar dalam Kepuasan terhadap Bidang Kesehatan Lokal, Pelayanan Pendidikan: Warga Indonesia juga lebih mungkin untuk mengekspresikan kepuasan terhadap pelayanan publik di tingkat masyarakat, terutama bidang kesehatan dan pendidikan, yang menunjukkan bahwa pertumbuhan pendapatan nasional diterjemahkan secara efektif ke dalam perkembangan potensi ekonomi di antara jutaan penduduk. Pada tahun 2006, sekitar enam dari 10 orang dewasa merasa puas dengan ketersediaan layanan kesehatan yang berkualitas di wilayah mereka (57%) dan kualitas sekolah-sekolah lokal (59%); hanya enam tahun kemudian, kedua angka telah naik menjadi delapan dari 10 (masing-masing 80% dan 82%).

t9hfq0w9i0w1byd0qwe4ba.gif
Rakyat yang lebih sehat dan berpendidikan lebih baik harus mempromosikan lebih jauh prospek ekonomi jangka panjang Indonesia dan membuat negara menjadi tempat yang lebih menarik bagi investasi asing. Perbaikan di sistem pendidikan lokal juga lebih memungkinkan untuk mendorong pertumbuhan melalui kewirausahaan. Di antara warga Indonesia yang diwawancara pada tahun 2010 dan 2011, 31% di antara mereka yang memiliki pendidikan pasca-SMA menyatakan mereka merencanakan untuk memulai bisnis sendiri tahun depan dibandingkan 21% di antara mereka dengan pendidikan SMP dan 10% dengan pendidikan SD saja.
Persepsi Korupsi, Kesenjangan Kesejahteraan Menaikkan Bendera Merah
Meskipun ini tren positif, Analisa Gallup juga menyorot tantangan yang sering dikutip yang dapat mengancam perkembangan ekonomi Indonesia. Hal-hal ini termasuk usaha negara yang berterusan dalam memerangi korupsi yang bersifat endemis, terutama di sektor publik. Komisi anti-korupsi pemerintah Indonesia memiliki dampak yang kecil pada persepsi publik tentang korupsi sejak Gallup memulai analisa pada tahun 2006. Tahun 2012, 88% warga Indonesia menyatakan korupsi telah meluas di pemerintahan, sedangkan 82% menyatakan telah meluas di dalam bisnis/usahanya; di antara negara-negara Asia Tenggara yang diajukan pertanyaan ini, hanya Thailand yang menghasilkan angka tinggi yang serupa. Persepsi warga Indonesia kemungkinan dipengaruhi oleh berbagai tuduhan korupsi yang ditujukan pada pejabat pemerintah, termasuk anggota Partai Demokrat.
l1jjoyce6eaphychzf2z7a.gif
Para ahli ekonomi mencatat bahwa korupsi sistemik buruk bagi perkembangan ekonomi. Salah satu bentuk yang paling umum, penyuapan penjabat pemerintah, menimbulkan biaya transaksi tinggi dan cenderung memperburuk situasi orang miskin yang biasanya kurang mampu untuk membayar dan kecil kemungkinan memiliki koneksi politik untuk membantu. Hasilnya bahwa pola kesenjangan pendapatan yang sudah mengakar menjadi lebih susah untuk diatasi. Hal ini merupakan tantangan utama lainnya bagi Indonesia dalam perkembangan ekonomi yang meluas; Studi 2012 dari Gallup menemukan pendapatan rata-rata rumah tangga dari 20% warga Indonesia terkaya adalah $8.364 (dalam Dolar Internasional) - hampir empat kali lipat dari $2.346 pendapatan rata-rata 80% lainnya.

Kesenjangan ini juga tercermin dalam perbedaan nilai kesejahteraan dalam perbedaan regional yang luas di seluruh Indonesia. Di wilayah Bali, surga turis yang terkenal, 43% penduduk menilai kehidupannya sangat tinggi pada tahun 2012 sehingga dianggap thriving; sebaliknya, di wilayah Kalimantan yang kurang berkembang, hanya 4% yang thriving.
ackirgtszkocg3nuyw3qva.gif
Implikasi: Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) memiliki misi untuk membangun integrasi ekonomi regional pada tahun 2015, termasuk kebebasan lebih dalam pergerakan barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terampil antar negara anggota. Indonesia mungkin akan mendapatkan manfaat lebih dari ASEAN Economic Community (AEC) yang baru - tetapi hanya jika dapat dilihat sebagai tempat yang ramah untuk bisnis dan investasi relatif terhadap destinasi menarik lainnya di kawasan seperti Singapura dan Malaysia.

Beberapa tren Gallup terbaru dari Indonesia - termasuk pandangan ekonomi penduduk dan kepuasan terhadap bidang kesehatan dan pendidikan yang sedang meningkat - menunjukkan negara ini sedang meningkatkan posisi kompetitifnya dengan memberdayakan penduduk untuk mendorong pembangunan ekonomi. Namun, korupsi yang berkelanjutan dan kesenjangan pendapatan yang sangat besar terus melemahkan potensi ekonomi Indonesia dengan menaikkan risiko bagi investor, asing dan domestik.
Secara lebih luas, data Gallup menunjukkan nilai dari melacak dan menganalisa berbagai indikator kesejahteraan dan pemberdayaan ekonomi, bukan saja pada tahap negara, tapi - terutama di negara yang beragam dan tersegmentasi secara geografis seperti Indonesia - antara populasi sub-kelompok dan daerah yang berbeda. Wawasan yang dihasilkan dapat membantu pemimpin dengan kebijakan strategis yang utama untuk terus bekerja menuju stabilitas dan kemakmuran jangka panjang.
Metode Survei
Hasil penelitian berdasarkan wawancara tatap muka dengan sekitar 1.000 orang dewasa yang tinggal di Indonesia, berusia 15 tahun dan lebih, dilakukan pada Agustus 2006, April 2007, Maret 2008, April-Mei 2009, April 2010, Mei 2011, dan Februari, Mei, dan September 2012. Hasil dari negara Asia Tenggara lainnya berdasarkan wawancara tatap muka dengan masing-masing sekitar 2.000 orang dewasa di Filipina, Vietnam, dan Thailand, dan masing-masing 1.000 di Singapura, Kamboja, dan Malaysia. Untuk hasil berdasarkan sampel keseluruhan, bisa dikatakan dengan tingkat kepercayaan 95% bahwa margin maksimal tingkat kesalahan sampling adalah ±3 persen.
Selain kesalahan sampling, kesulitan pembuatan kalimat pertanyaan dan praktik dalam melakukan survei bisa menyebabkan kesalahan dan bias pada temuan pol opini publik.
Untuk metodologi lengkap dan tanggal survei spesifik, tinjau Detail Kumpulan Data Negara dari Gallup.

Sumber : http://www.gallup.com/region/asia_pacific/163616/ringkasan-opini-berkembangnya-ekonomi-indonesia.aspx

Jumat, 28 Maret 2014

SISTEM PERBANKAN ELEKTRONIK


Perkembangan Teknologi Perbankan Elektronik :
Dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, telah menciptakan jenis-jenis dan peluang-peluang bisnis yang baru di mana transaksi-transaksi bisnis makin banyak dilakukan secara elektronika. Sehubungan dengan perkembangan teknologi informasi tersebut memungkinkan setiap orang dengan mudah melakukan perbuatan hukum seperti misalnya melakukan jual-beli. Perkembangan internet memang cepat dan memberi pengaruh signifikan dalam segala aspek kehidupan kita.
Penggunaan internet tidak hanya terbatas pada pemanfaatan informasi yang dapat diakses melalui media ini, melainkan juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan transaksi perbankan. Bank di Indonesia mulai memasuki dunia maya yaitu internet banking atau yang lebih dikenal dengan E-Banking, yang merupakan bentuk layanan perbankan secara elektronik melalui media internet. E-Banking pada dasarnya merupakan suatu kontak transaksi perbankan antara pihak bank dan nasabah dengan menggunakan media internet.
Jenis-Jenis E-Banking :
  1. Automated Teller Machine (ATM). Terminal elektronik yang disediakan lembaga keuangan atau perusahaan lainnya yang membolehkan nasabah untuk melakukan penarikan tunai dari rekening simpanannya di bank, melakukan setoran, cek saldo, atau pemindahan dana.
  2. Computer Banking. Layanan bank yang bisa diakses oleh nasabah melalui koneksi internet ke pusat data bank, untuk melakukan beberapa layanan perbankan, menerima dan membayar tagihan, dan lain-lain.
  3. Debit (or check) Card. Kartu yang digunakan pada ATM atau terminal point-of-sale (POS) yang memungkinkan pelanggan memperoleh dana yang langsung didebet (diambil) dari rekening banknya.
  4. Direct Deposit. Salah satu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh organisasi (misalnya pemberi kerja atau instansi pemerintah) yang membayar sejumlah dana (misalnya gaji atau pensiun) melalui transfer elektronik. Dana ditransfer langsung ke setiap rekening nasabah.
  5. Direct Payment (also electronic bill payment). Salah satu bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk membayar tagihan melalui transfer dana elektronik. Dana tersebut secara elektronik ditransfer dari rekening nasabah ke rekening kreditor. Direct payment berbeda dari preauthorized debit dalam hal ini, nasabah harus menginisiasi setiap transaksi direct payment.
  6.  Direct Payment (also electronic bill payment). Bentuk pembayaran tagihan yang disampaikan atau diinformasikan ke nasabah atau pelanggan secara online, misalnya melalui email atau catatan dalam rekening bank. Setelah penyampaian tagihan tersebut, pelanggan boleh membayar tagihan tersebut secara online juga. Pembayaran tersebut secara elektronik akan mengurangi saldo simpanan pelanggan tersebut.
  7. Electronic Check Conversion. Proses konversi informasi yang tertuang dalam cek (nomor rekening, jumlah transaksi, dll) ke dalam format elektronik agar bisa dilakukan pemindahan dana elektronik atau proses lebih lanjut.
  8. Electronic Fund Transfer (EFT). Perpindahan “uang” atau “pinjaman” dari satu rekening ke rekening lainnya melalui media elektronik.
  9. Payroll Card. Salah satu tipe “stored-value card” yang diterbitkan oelh pemberi kerja sebagai pengganti cek yang memungkinkan pegawainya mengakses pembayaraannya pada terminal ATM atau Point of Sales. Pemberi kerja menambahkan nilai pembayaran pegawai ke kartu tersebut secara elektronik.
  10. Preauthorized Debit (or automatic bill payment). Bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk mengotorisasi pembayaran rutin otomatis yang diambil dari rekening banknya pada tanggal-tangal tertentu dan biasanya dengan jumlah pembayaran tertentu (misalnya pembayaran listrik, tagihan telpon, dll). Dana secara elektronik ditransfer dari rekening pelanggan ke rekening kreditor (misalnya PLN atau PT Telkom).
  11. Prepaid Card. Salah satu tipe Stored-Value Card yang menyimpan nilai moneter di dalamnya dan sebelumnya pelanggan sudah membayar nilai tadi ke penerbit kartu.
  12. Smart Card. Salah satu tipe stored-value card yang di dalamnya tertanam satu atau lebih chips atau microprocessors sehingga bisa menyimpan data, melakukan perhitungan, atau melakukan proses untuk tujuan khusus (misalnya validasi PIN, otorisasi pembelian, verifikasi saldo rekening, dan menyimpan data pribadi). Kartu ini bisa digunakan pada sistem terbuka (misalnya untuk pembayaran transportasi publik) atau sistem tertutup (misalnya MasterCard atau Visa networks).
  13. Stored-Value Card. Kartu yang di dalamnya tersimpan sejumlah nilai moneter, yang diisi melalui pembayaran sebelumnya oleh pelanggan atau melalui simpanan yang diberikan oleh pemberi kerja atau perusahaan lain.
Prinsip Penerapan E-Banking dan M-Banking :
Electronic Banking (e-banking) merupakan suatu aktifitas layanan perbankan yang menggabungkan antara sistem informasi dan teknologi, e-banking meliputi phone banking, mobile banking, dan internet banking. E-banking didefinisikan sebagai penghantaran otomatis jasa dan produk bank secara langsung kepada nasabah melalui elektronik, saluran komunikasi interaktif.
E-Banking meliputi sistem yang memungkinkan nasabah bank, baik individu ataupun bisnis, untuk mengakses rekening, melakukan transaksi bisnis, atau mendapatkan informasi produk dan jasa bank melalui jaringan pribadi atau publik, termasuk internet. Nasabah dapat mengakses e-banking melalui piranti pintar elektronis seperti komputer/PC, PDA, ATM, atau telepon.
Contoh-contoh E-Banking yang diterapkan di dalam sebuah bank adalah :
  • ATM, Automated Teller Machine atau Anjungan Tunai Mandiri
Ini adalah saluran e-Banking paling populer yang kita kenal. Setiap kita pasti mempunyai kartu ATM dan menggunakan fasilitas ATM. Fitur tradisional ATM adalah untuk mengetahui informasi saldo dan melakukan penarikan tunai. Dalam perkembangannya, fitur semakin bertambah yang memungkinkan untuk melakukan pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (voucher dan tiket), dan yang terkini transfer ke bank lain (dalam satu switching jaringan ATM). Selain bertransaksi melalui mesin ATM, kartu ATM dapat pula digunakan untuk berbelanja di tempat perbelanjaan, berfungsi sebagai kartu debit. Bila kita mengenal ATM sebagai mesin untuk mengambil uang, belakangan muncul pula ATM yang dapat menerima setoran uang, yang dikenal pula sebagai Cash Deposit Machine/CDM. Layaklah bila ATM disebut sebagai mesin sejuta umat dan segala bisa, karena ragam fitur dan kemudahan penggunaannya.
  • Phone Banking
Ini adalah saluran yang memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi dengan bank via telepon. Pada awalnya lazim diakses melalui telepon rumah, namun seiring dengan makin populernya telepon genggam/HP, maka tersedia pula nomor akses khusus via HP bertarif panggilan flat dari manapun nasabah berada. Pada awalnya, layanan Phone Banking hanya bersifat informasi yaitu untuk informasi jasa/produk bank dan informasi saldo rekening serta dilayani oleh Customer Service Operator/CSO. Namun profilnya kemudian berkembang untuk transaksi pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (a.l. voucher dan tiket), dan transfer ke bank lain; serta dilayani oleh Interactive Voice Response (IVR). Fasilitas ini boleh dibilang lebih praktis ketimbang ATM untuk transaksi non tunai, karena cukup menggunakan telepon/HP di manapun kita berada, kita bisa melakukan berbagai transaksi, termasuk transfer ke bank lain.
  • Internet Banking
Ini termasuk saluran teranyar e-Banking yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi via internet dengan menggunakan komputer/PC atau PDA. Fitur transaksi yang dapat dilakukan sama dengan Phone Banking yaitu informasi jasa/produk bank, informasi saldo rekening, transaksi pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (voucher dan tiket), dan transfer ke bank lain. Kelebihan dari saluran ini adalah kenyamanan bertransaksi dengan tampilan menu dan informasi secara lengkap tertampang di layar komputer/PC atau PDA.
  • SMS/m-Banking
Saluran ini pada dasarnya evolusi lebih lanjut dari Phone Banking, yang memungkinkan nasabah untuk bertransaksi via HP dengan perintah SMS. Fitur transaksi yang dapat dilakukan yaitu informasi saldo rekening, pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), dan pembelian voucher. Untuk transaksi lainnya pada dasarnya dapat pula dilakukan, namun tergantung pada akses yang dapat diberikan bank. Saluran ini sebenarnya termasuk praktis namun dalam prakteknya agak merepotkan karena nasabah harus menghapal kode-kode transaksi dalam pengetikan sms.
Di balik kemudahan e-Banking tersimpan pula risiko, untuk itu diperlukan pengaman yang baik. Lazimnya untuk ATM, nasabah diberikan kartu ATM dan kode rahasia pribadi (PIN); sedangkan untuk Phone Banking, Internet Banking, dan SMS/m-Banking, nasabah diberikan kode pengenal (userid) dan PIN. Sebagai pengaman tambahan untuk internet banking, pada bank tertentu diberikan piranti tambahan untuk mengeluarkan PIN acak/random. Sedangkan untuk SMS Banking, nasabah diminta untuk meregistrasikan nomor HP yang digunakan.
Dengan beragamnya kemudahan transaksi via e-Banking, kini pilihan ada di tangan kita untuk memanfaatkannya atau tidak. Namun mengingat tidak semua bank menyediakan layanan-layanan tersebut, maka seberapa pintarkah bank kita? Untuk dapat bertransaksi pintar, kini saatnya memilih bank pintar kita, tentunya sesuai kebutuhan transaksi.
Internasional Elektronik Fund Transfer :
Electronic Funds Transfer Systems (EFTS) sudah menjadi metode utama yang melibatkan pembayaran dana dalam jumlah besar yang dilakukan lembaga keuangan dan nasabah bisnisnya. EFT didefinisikan sebagai pemindahan dana yang diawali dari terminal elektronik, instrument telpon, computer, atau magnetic tape untuk memesan, memerintahkan, atau memberikan kewenangan kepada lembaga keuangan untuk mendebet atau mengkredit rekening.  Kemampuan lembaga keuangan untuk menyediakan jasa-jasa tersebut seiring dengan perkembangan teknologi computer dan teknologi komunikasi data.
 
Sumber : http://delvmi.wordpress.com/2012/06/15/sistem-perbankan-elektronik/

sistem kliring dan pemindahan dana elektronik di indonesia

SISTEM KLIRING DAN PEMINDAHAN DANA ELEKTRONIK DI INDONESIA


  1. Prinsip Kliring :
Kliring (dari bahasa Inggris clearing) sebagai suatu istilah dalam dunia perbankan dan keuangan menunjukkan suatu aktivitas yang berjalan sejak saat terjadinya kesepakatan untuk suatu transaksi hingga selesainya pelaksanaan kesepakatan tersebut. Kliring sangat dibutuhkan sebab kecepatan dalam dunia perdagangan jauh lebih cepat daripada waktu yang dibutuhkan guna melengkapi pelaksanaan aset transaksi. Kliring melibatkan manajemen dari paska perdagangan, pra penyelesaian eksposur kredit, guna memastikan bahwa transaksi dagang terselesaikan sesuai dengan aturan pasar, walaupun pembeli maupun penjual menjadi tidak mampu melaksanakan penyelesaian kesepakatannya. Proses kliring adalah termasuk pelaporan / pemantauan, marjin risiko, netting transaksi dagang menjadi posisi tunggal, penanganan perpajakan dan penanganan kegagalan.
Di Amerika, kliring antar bank dilaksanakan melalui Automated Clearing House (ACH), dimana aturan dan regulasinya diatur oleh NACHA-The Electronic Payments Association,yang dahulu dikenal dengan nama National Automated Clearing House Association, serta Federal Reserve. Jaringan ACH ini akan bertindak selaku pusat fasilitas kliring untuk semua transaksi transfer dana secara elektronik. Kliring antar bank atas cek dilaksanakan oleh bank koresponden dan Federal Reserve.
            Mekanisme proses Kliring Elektronik adalah sebagai berikut :
1.      Mempersiapkan warkat dan dokumen kliring meliputi pemisahan warkat menurut jenis transaksinya (warkat debet atau warkat kredit), pembubuhan stempel kliring dan pencantuman informasi MICR code line baik pada warkat maupun pada dokumen kliring.
2.       Selanjutnya Bank pengirim merekam data warkat kliring ke dalam sistem TPK dengan menggunakan mesin reader encoder atau meng-input data warkat untuk menghasilkan DKE.
3.       Mengelompokkan warkat dalam batch kemudian menyusunnya dalam bundel warkat yang terdiri dari: BPWD/BPWK; Lembar Substitusi; Kartu Batch Warkat Debet/Kredit ; Warkat Debet/Kredit.
4.      Mengirimkan batch DKE secara elektronik melalui JKD ke SPKE di penyelenggara. Fisik warkat dari DKE selanjutnya dikirim ke penyelenggara untuk dipilah berdasarkan bank tertuju secara otomasi dengan menggunakan mesin baca pilah berteknologi image.
5.      Peserta dapat melihat status DKE di TPK masingmasing, apakah pengiriman tersebut sukses atau gagal.
6.      SPKE akan memproses DKE yang diterima secara otomatis setelah batas waktu transmit DKE berakhir
7.      Selanjutnya SPKE akan mem-broadcast informasi hasil kliring kepada seluruh TPK sehingga peserta dapat secara on-line melihat posisi hasil kliring melalui TPK
Hasil perhitungan DKE tersebut (Bilyet Saldo Kliring) selanjutnya dibukukan ke rekening giro masing-masing bank di sistem Bank Indonesia
  1. Informasi Pada Check Dan Struktur Kode MIRC :
Di dalam chek code ini terdapat berbagai informasi yyang berkaitan dengan transaksi nasabah. Mulai dari Paye, Draw e, Draw bank, Drawer Account, Chek number, Amoun, Currency , Payee Bank Number, Payee account, Dat, Autorized signature of maker’s.
  1. Sistem Kliring Elektronik Di Indonesia:
Di Indonesia, untuk kliring antar bank atas transfer dana secara elektronik dan atas cek dilaksanakan oleh Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral. Sedangkan proses kliring atas transaksi efek dilaksanakan oleh P.T Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan proses kliring atas transaksi kontrak berjangka dilaksanakan olek P.T Kliring Berjangka Indonesia (KBI).
Secara umum kliring melibatkan lembaga keuangan yang memiliki permodalan yang kuat yang dikenal dengan sebutan mitra pengimbang sentral (MPS) atau disebut juga central counterparty . MPS ini menjadi pihak dalam setiap transaksi yang terjadi baik sebagai penjual maupun sebagai pembeli. Dalam hal terjadinya kegagalan penyelesaian atas suatu transaksi maka pelaku pasar menanggung suatu risiko kredit yang distandarisasi dari MPR.
Dasar perhitungan dalam Kliring Elektonik adalah Data Keuangan Elektronik (DKE).  Perhitungan hasil kliring tersebut akan tercermin dalam Bilyet Saldo Kliring yang dapat bersaldo kredit (menang kliring) atau bersaldo debet (kalah kliring) untuk dibukukan secara efektif langsung ke rekening giro masing-masing bank di Bank Indonesia tanpa memperhatikan kecukupan dana yang tersedia (netting settlement).
Apabila jumlah kekalahan kliring melampaui saldo rekeningnya di Bank Indonesia dan peserta tidak dapat menutupnya sampai dengan Bank Indonesia menutup sistem akunting, maka bank yang bersangkutan dinyatakan memiliki Saldo Giro Negatif. Apabila Saldo Giro Negatif tersebut tidak dapat ditutup sampai dengan pukul 09.00 WIB pada hari kerja berikutnya, peserta tersebut akan dikenakan sanksi penghentian sementara dari kliring lokal oleh Bank Indonesia.
           
            Dokumen Kliring :
Dokumen kliring merupakan dokumen kontrol dan berfungsi sebagai alat bantu dalam proses perhitungan kliring yang terdiri dari :
1.      Bukti Penyerahan Warkat Debet – Kliring Penyerahan (BPWD)
2.      Bukti Penyerahan Warkat Kredit – Kliring Penyerahan (BPWK)
3.      Kartu Batch Warkat Debet
4.      Kartu Batch warkat Kredit
5.      Lembar Subsitusi.
Setiap warkat dan dokumen kliring yang digunakan wajib memenuhi spesifikasi teknis yang ditetapkan Bank Indonesia antara lain meliputi kualitas kertas, ukuran, dan rancang bangun. Setiap pembuatan dan pencetakan warkat dan dokumen kliring untuk pertama kali dan atau perubahannya oleh peserta wajib memperoleh persetujuan secara tertulis dari Bank Indonesia Dalam Kliring Elektronik, agar data pada warkat dan dokumen kliring dapat dibaca oleh mesin baca pilah yang ada di Penyelenggara maka warkat dan dokumen kliring tersebut wajib dicantumkan Magnetic Ink Character Recognition (MICR) code line. MICR adalah tinta magnetic khusus yang dicantumkan pada clear band yang merupakan informasi dalam bentuk angka dan symbol.
            Penyelenggaraan Kliring :
1.      Siklus Kliring Nominal Besar, terdiri dari :
a)      Kliring Penyerahan Nominal Besar
b)      Kliring Pengembalian Nominal Besar Kedua kegiatan kliring tersebut dilakukan pada hari yang sama.
2.      Siklus Kliring Ritel, terdiri dari :
a)      Kliring Penyerahan Ritel
b)      Kliring Pengembalian Ritel Kedua kegiatan kliring tersebut dilakukan pada tanggal yang berbeda yaitu kegiatan kliring pada huruf b dilakukan pada hari kerja berikutnya setelah kegiatan kliring pada huruf a dilaksanakan.
Keterangan :
·         Kliring penyerahan bagian pertama dari siklus kliring guna menghitung warkat yang disampaikan oleh peserta.
·         Kliring Pengembalian merupakan bagian kedua dari suatu siklus kliring guna menghitung warkat debet kliring penyerahan yang ditolak berdasar alasan yang ditetapkan dalam ketentuan Bank Indonesia
6.      Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) :
Untuk mendukung efektifitas implementasi kebijakan moneter dan untuk mempercepat pemulihan industri perbankan, kebijakan system pembayaran akan diarahkan untuk mempercepat pengembangan dan implementasi suatu system pembayaran yang efisien, akurat, aman, dan konsisten melalui peningkatan kualitas layanan. Salah satu cara untuk mencapai hal tersebut adalah melalui implemnetasi Real Time Gross Settlement System (BI-RTGS) yang sudah dimulai sejak 17 November tahun 2000 di  Jakarta.
            Tujuan RTGS :
1.      Memberikan pelayanan sistem transfer dana antar peserta, antar nasabah peserta dan pihak lainnya secara cepat, aman, dan efisien.
2.      Memberikan kepastian pembayaran.
3.      Memperlancar aliran pembayaran (payment flows).
4.      Mengurangi resiko settlement bagi peserta maupun nasabah peserta (systemic risk)
5.      Meningkatkan efektifitas pengelolaan dana (management fund) bagi peserta melalui sentralisasi rekening giro.
6.      Memberikan informasi yang mendukung kebijakan moneter dan early warning system bagi pengawasan bank.
7.      Meningkatkan efisiensi pasar uang.
Mekanisme Transfer (BI-RTGS) :
1.      Bank pengirim memasukkan transfer kredit ke terminal RTGS yang ada di bank tersebut kemudian dikirim ke RTGS Computer Center (RCC) di Bank Indonesia.
2.      RCC akan memproses transfer kredit tersebut dengan mekanisme sebagai berikut:
·         Memverifikasi apakah saldo rekening bank pengirim lebih besar atau sama dengan jumlah nominal dari transfer kredit tersebut.
·         Jika saldo mencukupi, proses akan dieksekusi sacara simultan sehingga rekening bank pengirim dikurangi dan rekening bank penerima ditambah.
·         Jika saldo rekening bank pengirim tidak mencukupi makan transfer kredit tersebut akan ditempatkan dalam antrian di dalam mesin RTGS.
3.      Informasi mengenai transfer kredut akan dikirimkan secara otomatis ke RCC, RTGS terminal bank pengirim, dan bank penerima.
Manajemen Antrian :
1.      Sistem antrian pada BI-RTGS didasarkan pada priority level and first in first out (FIFO).
2.      Modul antrian dalam BI-RTGS dilengkapi dengan bypass FIFO facility yang beroperasi otomatis jika antrian mencapai jumlah tertentu, dengan tujuan untuk mengurangi jumlah antrian.
3.      Tingkat prioritas antriannya adalah sebagai berikut:
·         Prioritas pertama   :    Hasil kliring
·         Prioritas kedua      :    Transaksi bank dengan BI/pemerintah
·         Prioritas ketiga      :    Transfer kredit dari bank peserta BI-RTGS
 
 
Sumber : http://arlansandy-arlans.blogspot.com/2012/06/sistem-kliring-dan-pemindahan-dana.html